Membangun kekuatan perempuan sangat sulit jika berdiri sendiri, perlu kekuatan besar untuk merombak tatanan masyarakat demi terwujudnya kondisi yang adil tanpa bias gender.
Ketika gerakan perempuan masih bertumpu pada kesadaran individu tapi tidak membangun persatuan maka sama saja dengan bermimpi, fenomena aneh melihat realitas hari ini bahwa perempuan yang terjerat patriarki justru terkotak-kotak, saling caci maki dan sirik hati, bersaing mana paling molek dimata manusia lain.
Najwa Shihab mengatakan bahwa perempuan hari ini sering bersaing, bertikai secara pribadi karena telah dikonstruk dari awal oleh lingkungan untuk bersaing sesama perempuan, padahal seharusnya perempuan harus saling mendukung agar bisa bangkit secara bersama-sama (Hitam Putih/Trans7).
Sudah seharusnya konsep dari perempuan untuk perempuan harus dibentuk, membentuk kesatuan dan persatuan perempuan.
Konsep dari perempuan untuk perempuan dapat diaktualisasikan atau uji coba di masa pandemi Covid-19 yang menyerang dan menyulitkan ekonomi rumah tangga secara spesifik.
Ketika berbicara mengenai masalah ekonomi rumah tangga maka korban pertama yang dapat ditemui adalah perempuan.
Walaupun secara menyeluruh laki-laki sebagai turut menjadi korban, akan tetapi, perempuanlah yang paling pertama mengalami kesulitan tersebut karena dihadapkan pada persoalan bagaimana memenuhi kebutuhan hidup keluarga (mengepulkan dapur, menjaga kesehatan anggota keluarga dan ketersediaan kebutuhan lainnya) dengan kondisi ekonomi yang tercekik (Ekofeminisme jilid 1).
Perempuan yang berada dalam kondisi ekonomi aman harus membantu perempuan dengan kondisi ekonomi mengkhawatirkan, sebagai bentuk solidaritas atas kesamaan tugas dan tanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga.
Mendirikan dapur umum dengan dana sukarela untuk bisa membantu perempuan ekonomi keluarga rendah memenuhi kebutuhan pangan bergizi bagi keluarganya sekaligus sebagai pembentuk gerakan pemersatu perempuan.
Selain itu, menolak bantuan sosial baik berupa sembako maupun uang tunai bagi keluarga ekonomi rumah tangga yang berkecukupan atau dengan menerima dan langsung mendistribusikan secara langsung kepada keluarga ekonomi rumah tangga rendah agar mereka tetap mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Menyatukan perempuan menjadi satu gerakan utuh adalah keharusan, dengan mengabaikan ego individu apalagi hanya sebatas kecantikan yang memiliki standar berbeda, jangan termakan mitos kecantikan yang beredar.
Konsep dari perempuan untuk perempuan ini sangat penting untuk kelangsungan pergerakan perempuan demi tercapainya tatanan hidup yang lebih baik disegala lini kehidupan.
Perempuan hebat adalah perempuan yang saling menghebatkan lewat semangat pergerakan.
*Penulis Merupakan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Semester VI