Aliansi Mahasiswa UIN Alauddin Makassar (Almaun) Melawan Takdir kembali menggelar aksi demonstrasi dengan membawa tuntutan Pembebasan Uang Kuliah Tunggal UKT, Kamis (09/07/2020) Sore.
Adapun varian aksi yang digelar sore ini terbilang varian baru bagi Almaun Melawan Takdir dalam mengawal isu pembebasan UKT selama pandemi Covid-19. Long March dari jembatan kedua setelah perbatasan Gowa-Makassar sampai di depan PLN Sulselbar sambil membawa keranda bertulisankan “RIP Keadilan”. Selain itu, keranda tersebut juga terdapat gambar Rektor dan Wakil-Wakil Rektor UIN Alauddin Makassar.
Fuad Hidayatullah selaku Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam aksi tersebut bertujuan untuk mendesak pimpinan kampus agar merealisasikan pembebasan UKT.
“ Ini adalah bentuk varian aksi untuk mendesak pimpinan agar merealisasikan pembebasan UKT selama pandemi”, tuturnya.
Menurutnya, pimpinan kampus belum serius dalam menanggapi aspirasi mahasiswa.
“Buktinya, keinginan untuk bertemu dengan mahasiswa dalam forum audiensi tidak bisa begitu saja di tafsirkan murni niat baik pimpinan. Hal tersebt terbukti saat pimpinan tidak memberikan pemaparan data yang jelas saat diminta oleh mahasiswa dan tidak bersedia menandatangani surat pernyataan bahwa dalam pengambilan kebijakannya mengedepankan profesionalitasnya dan memperhatikan kondisi mahasiswa di masa pandemi”, jelasnya.
Setelah Long March, pukul 18:40 WITA Almaun Melawan Takdir bergeser ke Pintu I Kampus II UIN untuk menggelar aksi simbolik “Matinya Keadilan” dalam bentuk menyolatkan keranda bergambar pimpinan kampus di depan Pintu I Kampus II UIN.
Fuad Hiyatullah yang juga selaku Hubungan Masyarakat (Humas) Almaun Melawan Takdir menjelaskan makna dibalik aksi simbolik tersebut. “ Ada sesuatu yang lenyap, mati dan di renggut. Dalam konteks pendidikan dapat dilihat bahwa spirit keadilan didalamnya termasuk masalah UKT dimasa pandemi”, jelasnya.
Ia juga menambahkan makna foto pimpinan kampus yang terpampang di sisi keranda. “ Di keranda itu ada foto-foto pimpinan yang dianggap aktor balik lenyapnya keadilan biaya kuliah di masa pandemi dalam lingkup UINAM” tutupnya.
Penulis : NanditoSlank