Dewan Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINAM bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sejajaran, menggelar dialog publik yang bertajuk “UKT MAHAL :PILIH CUTI ATAU BERHENTI KULIAH?” yang dilaksanakan di Warkop mau.co pada Sabtu, (01/04/2023)
Dialog ini mengundang beberapa narasumber diantaranya Dimas harus sebagai sekretaris jenderal MAPERWA Universitas Negeri Makassar (UNM), A. Ismail. Z.M sebagai ketua bidang PTKP Komisariat Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Jumardi sebagai presiden mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)
Dian magfira selaku ketua DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, mengatakan bahwa dialog ini dilatarbelakangi oleh biaya kuliah yang sangat mahal di UINAM. Setiap tahun nominal UKT meningkat secara terus menerus. Penetapan kelompok UKT seringkali tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa (i). Hal tersebut dibuktikan dengan pengajuan rekategorisasi yang dilakukan mahasiswa (i) di setiap tahun dengan alasan kelompok UKT yang terlalu tinggi.
“Berangkat dari fenomena yang kami lihat, dimana UKT yang terbilang sangat mahal di UINAM, mengundang banyak mahasiswa (i) harus cuti atau berhenti kuliah. Kemudian, besaran UKT yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selain itu, penetapan UKT yang keliru tidak sesuai dengan perekonomian mahasiswa (i). Jadi, tidak heran jika kita menemui banyak dari mereka yang melakukan rekategorisasi UKT di setiap tahunnya,” jelasnya
Rehan selaku ketua bidang pendidikan dan kebudayan DEMA FEBI, mengatakan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini untuk membangun wacana kritis terkait optimalisasi sistem UKT/BKT di UINAM. Sebab, idealnya UKT hadir untuk meringankan beban mahasiswa (i) bukan justru memberatkan mahasiswa (i). Namun, yang terjadi di UINAM UKT hadir bukan sebagai solusi tapi sebagai masalah, demonstrasi terkait UKT/BKT masih terus dilakukan. Hal tersebut terjadi karena biaya kuliah yang semakin mahal dan dinormalisasikan.
“Kegiatan ini kami adakan untuk membangun wacana kritis terkait optimalisasi UKT/BKT di UINAM. Sebab UKT semestinya meringankan biaya kuliah bukan memberatkan biaya kuliah. Akan tetapi, di UINAM sendiri justru menambah beban biaya kuliah mahasiswa (i). Makanya seringkali di UINAM demo karena penerapan UKT yang keliru,” ujarnya
Reporter: PUAN